Jumat, 23 Oktober 2009

Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bulan Oktober memiliki arti penting dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia. Sejak 80 tahun yang lalu, tepatnya 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia diikrarkan sebagai “bahasa persatuan.” Dan, selanjutnya, menjadi bahasa negara sejak ditetapkannya UUD 1945 pada 18 Agustus 1945.
Pada sekitar 1990, slogan Gunakanlah Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar sangat akrab bagi pemerhati bahasa Indonesia. Meskipun sebuah slogan, maksud ungkapan tersebut sarat dengan muatan “keprihatinan” tentang kedisiplinan penutur bahasa Indonesia yang kurang menaati norma baik dan benar.
Tulisan sederhana ini saya susun dengan maksud ikut serta menyumbang saran dalam upaya meningkatkan disiplin berbahasa Indonesia sebagaimana harapan slogan di atas. Dan, semoga bermanfaat.

Pengertian
Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, 1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Bahasa yang baik dan benar itu memiliki empat fungi :
(1) fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas kedaerahan;

(2) fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa lain;

(3) fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar; dan
(4) fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa.

Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu bertalian erat dengan tiga macam batin penutur bahasa sebagai berikut :
(1) fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu;
(2) fungsinya pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebangsaan orang karena mampu beragam bahasa itu; dan
(3) fungsi sebagai kerangka acuan berhubungan dengan kesadaran orang akan adanya aturan yang baku layak diatuhi agar ia jangan terkena sanksi sosial.

Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan, berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi norma baik dan benar bahasa Indonesia. Norma yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa Indonesia, misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dsb.


Tujuh Prinsip Pembelajaran yang Baik

Dalam sebuah tulisannya, Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengetengahkan tentang 7 (tujuh) prinsip praktik pembelajaran yang baik yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, baik bagi guru, siswa, kepala sekolah, pemerintah, maupun pihak lainnya yang terkait dengan pendidikan.

Di bawah ini disajikan esensi dari ketujuh prinsip tersebut dan untuk memudahkan Anda mengingatnya, saya buatkan “jembatan keledai” dengan sebutan CRAFT HiT

1. Encourages Contact Between Students and Faculty

Frekuensi kontak antara guru dengan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas merupakan faktor yang amat penting untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam belajar. Dengan seringnya kontak antara guru-siswa ini, guru dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap siswanya. Guru dapat membantu siswa ketika melewati masa-masa sulitnya. Begitu juga, guru dapat berusaha memelihara semangat belajar, meningkatkan komitmen intelektual siswa, mendorong mereka untuk berpikir tentang nilai-nilai mereka sendiri serta membantu menyusun rencana masa depannya.

2. Develops Reciprocity and Cooperation Among Students

Upaya meningkatkan belajar siswa lebih baik dilakukan secara tim dibandingkan melalui perpacuan individual (solo race). Belajar yang baik tak ubahnya seperti bekerja yang baik, yakni kolaboratif dan sosial, bukan kompetitif dan terisolasi. Melalui bekerja dengan orang lain, siswa dapat meningkatkan keterlibatannya dalam belajar. Saling berbagi ide dan mereaksi atas tanggapan orang lain dapat semakin mempertajam pemikiran dan memperdalam pemahamannya tentang sesuatu.

3. Encourages Active Learning

Belajar bukanlah seperti sedang menonton olahraga atau pertunjukkan film. Siswa tidak hanya sekedar duduk di kelas untuk mendengarkan penjelasan guru, menghafal paket materi yang telah dikemas guru, atau menjawab pertanyaan guru. Tetapi mereka harus berbicara tentang apa yang mereka pelajari dan dapat menuliskannya, mengaitkan dengan pengalaman masa lalu, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka harus menjadikan apa yang mereka pelajari sebagai bagian dari dirinya sendiri.

4. Gives Prompt Feedback

Siswa membutuhkan umpan balik yang tepat dan memadai atas kinerjanya sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari apa yang telah dipelajarinya. Ketika hendak memulai belajar, siswa membutuhkan bantuan untuk menilai pengetahuan dan kompetensi yang ada. Di kelas, siswa perlu sering diberi kesempatan tampil dan menerima saran agar terjadi perbaikan. Dan pada bagian akhir, siswa perlu diberikan kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari, apa yang masih perlu diketahui, dan bagaimana menilai dirinya sendiri.

5. Emphasizes Time on Task

Waktu + energi = belajar. Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya merupakan sesuatu yang sangat penting bagi siswa. Siswa membutuhkan bantuan dalam mengelola waktu efektif belajarnya. Mengalokasikan jumlah waktu yang realistis artinya sama dengan belajar yang efektif bagi siswa dan pengajaran yang efektif bagi guru. Sekolah seyogyanya dapat mendefinisikan ekspektasi waktu bagi para siswa, guru, kepala sekolah, dan staf lainnya untuk membangun kinerja yang tinggi bagi semuanya

6. Communicates High Expectations

Berharap lebih dan Anda akan mendapatkan lebih. Harapan yang tinggi merupakan hal penting bagi semua orang. Mengharapkan para siswa berkinerja atau berprestasi baik pada gilirannya akan mendorong guru maupun sekolah bekerja keras dan berusaha ekstra untuk dapat memenuhinya

7. Respects Diverse Talents and Ways of Learning

Ada banyak jalan untuk belajar. Para siswa datang dengan membawa bakat dan gaya belajarnya masing-masing Ada yang kuat dalam matematika, tetapi lemah dalam bahasa, ada yang mahir dalam praktik tetapi lemah dalam teori, dan sebagainya. Dalam hal ini, siswa perlu diberi kesempatan untuk menunjukkan bakatnya dan belajar dengan cara kerja mereka masing-masing. Kemudian mereka didorong untuk belajar dengan cara-cara baru, yang mungkin ini bukanlah hal mudah bagi guru untuk melakukannya.

Pada bagian lain, Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengatakan bahwa guru dan siswa memegang peran dan tanggung jawab penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran, tetapi mereka tetap membutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak untuk membentuk sebuah lingkungan belajar yang kondusif bagi praktik pembelajaran yang baik. Adapun yang dimaksud dengan lingkungan tersebut meliputi: (a) adanya rasa tujuan bersama yang kuat; (b) dukungan kongkrit dari kepala sekolah dan para administrator pendidikan untuk mencapai tujuan ; (c) dana yang memadai sesuai dengan tujuan; (d) kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan tujuan; dan (e) evaluasi yang berkesinambungan tentang sejauhmana ketercapaian tujuan.

10 Tips agar Komputer Sehat

By febri bintoro

Antivirus Mencegah lebih baik daripada menyembuhkan, seperti itulah pepatah menyebutkan. Maknanya adalah bahwa pencegahan di awal akan meminimalisir (bahkan menghilangkan) kerugian/dampak yang ditimbulkan dibanding ketika kita harus menyembuhkan karena sudah terkena. Pepatah ini berlaku pula untuk komputer.

Komputer menjadi lambat atau menjadi tempat bersarangnya virus salah satu sebabnya adalah akibat kebiasaan penggunaan yang salah dari kita sehingga komputer menjadi lebih rentan.

Dibawah ini ada 10 tips yang dapat kita terapkan sehingga komputer kita menjadi lebih sehat:

1. Jangan terlalu sering menggunakan jaringan peer

Meskipun jaringan Peer-to-peer (P2P) merupakan cara yang mudah dan cepat untuk bertukar file dengan pengguna di seluruh dunia namun jaringan P2P juga dapat menjadi cara yang cepat untuk menyebarkan virus di seluruh dunia. Jadi seandainya kita masih tetap akan menggunakan jaringan P2P maka pastikan keamanannya terlebih dahulu.

2. Reinstall

Jangan pernah berhenti mencoba, pepatah yang sering kita dengar yang berlaku juga ketika kita menginstal suatu software. Ketika kita tidak berhasil menginstal secara sempurna suatu software maka jangan dipaksakan. Rehatlah barang sejenak dan baca kembali petunjuk instalasinya yang biasanya sudah tersedia. Lalu hapus file instalasi yang sudah terlanjur ada di sistem dan kemudian (dianjurkan menggunakan Revo Uninstaller) instal ulang lagi.

3. Waspadai hard disk yang penuh

Hard disk yang penuh sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan dan idealnya adalah kita menyisakan sepertiga ruang kosong dari total kapasitas hard disk yang kita miliki. Mulailah berpikir untuk mengganti hard disk baru dengan kapasitas yang lebih besar atau membeli hard disk eksternal dan kemudian memindahkan file kita kesana.

4. Restart komputer

Mungkin terdengar seperti sesuatu yang bodoh, namun dengan merestart komputer terbukti dapat memecahkan masalah yang ada. Semakin lama sebuah sistem berjalan maka semakin banyak informasi yang tertinggal di memori dan itulah yang membuat sistem menjadi lambat dan bahkan dalam banyak kasus dapat menimbulkan crash.

5. Mendefragmen secara rutin

Mendefrag hard disk adalah sebuah kerjaan yang penting, yang tidak hanya dapat memberikan ruang lebih pada disk tapi juga meningkatkan jangka waktu hidupnya. Jadi mulailah secara rutin mendefrag hard disk agar kinerja sistem komputer kita tetap terjaga.

6. Hindari versi alpha dan beta

Versi Alpha, Beta dan Release Candidate sengaja dibuat dan ditujukan bagi para pengembang (developer) untuk menguji seberapa stabilnya software yang dibuat terhadap sistem atau pun seberapa rentan keamanan software tersebut sehingga bagi para pengguna kebanyakan lebih baik untuk menunda menggunakan software versi alpha dan beta agar terhindar dari masalah.

7. Kosongkan baterai

Salah satu cara untuk meningkatkan usia baterai adalah dengan mencabutnya setelah digunakan sampai kosong kemudian didiamkan selama beberapa jam atau mungkin seharian penuh, lalu pasang kembali dan chass sampai penuh. Selain dapat memperpanjang usia baterai, cara ini juga dapat membantu penyelamatan lingkungan karena baterai dapat bertahan lebih lama.

8. Keamanan aplikasi

Menggunakan aplikasi yang tidak aman akan membuka diri kita terhadap beragam masalah. Kelemahan aplikasi merupakan obyek serangan nomer satu ke komputer kita dan untuk itulah segera mem-patch aplikasi di komputer kita dengan update terbaru dan ingat untuk mengupdatenya langsung dari website resmi.

9. Mem-patch

Para pembuat software rutin mengeluarkan patch baik untuk aplikasi maupun sistem operasi dan itu dilakukan agar para pengguna terhindar dari masalah. Patch memperbaiki semua masalah mulai dari masalah kinerja sistem, stabilitas sampai kepada masalah keamanan. Jadi jangan lupa secara rutin mem-patch aplikasi dan sistem operasi kita.

10. Software keamanan

Menjelajah web tanpa software keamanan sekarang ini seperti menjelajah daerah bersalju tanpa mantel. Betapa pentingnya software keamanan sehingga seharusnya diinstal setelah kita menginstal sistem operasi. Software keamanan bisa berupa antivirus, firewall, antispyware dll. Dan pastikan juga software keamanan tersebut berasal dari perusahaan yang dapat dipercaya.


Jumat, 16 Oktober 2009

Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa prokem yang biasa digunakan oleh kalangan remaja tertentu dikhawatirkan dapat memperburuk perkembangan bahasa Indonesia.”Sebagai bahasa pergaulan, perkembangan bahasa prokem itu sangat pesat.
Hal ini dikhawatirkan justru memberikan pengaruh buruk terhadap bahasa Indonesia,” kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Jatim Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) RI, Amir Mahmud, di Surabaya, Rabu.Oleh sebab itu, dia minta para tenaga pendidik di sekolah untuk lebih mengintensifkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.“Memang harus diakui kualitas sumber daya manusia kita di bidang bahasa Indonesia masih minim. Hal ini yang perlu ditingkatkan,” katanya di sela-sela seminar internasional tentang Relasi Lokalitas-Globalitas Menuju Modernitas Bahasa dan Sastra Indonesia.Meskipun demikian, dia menganggap kehadiran bahasa prokem itu wajar karena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja.Masa hidupnya terbatas sesuai dengan perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakaiannya pun terbatas pula di kalangan remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi.“Kami yakin, kalau sudah ke luar dari lingkungan kelompoknya itu, mereka akan beralih dan menggunakannya kembali bahasa lain yang berlaku secara umum,” kata Amir.Ia menjelaskan, bahasa prokem itu konon berasal dari kalangan preman. Bahasa prokem itu digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu.
Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya.Bahasa prokem itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya pemakainya. “Hal ini merupakan perilaku kebahasaan dan bersifat universal,” katanya menambahkan.Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya.Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.Beberapa kata dalam bahasa prokem yang dikenal masyarakat, di antaranya “bokap” untuk menggantikan kata bapak, “nyokap” (ibu), “doi” (dia), “hebring” (sangat hebat), dan masih banyak lagi